Anak : "Aku mau balon itu, Ayah. Yang warna merah", sambil menunjuk-nunjuk balon beraneka warna bertuliskan Indomaret.
Sang Bapak yang mungkin baru dari ATM, melihat berkeliling kemudian memanggil pelayan Indomaret.
Bapak : "Berapa harga balonnya, Mas?"
Pelayan : "Itu gratis kalo Bapak belanja Rp 10,000"
Bapak menoleh ke anaknya, "Besok saja ya kita beli balonnya.
Si anak mulai merajuk. Namun sang Bapak tetap menarik anaknya keluar toko.
Sesaat kemudian kupanggil pelayan, "Mas, saya kan mau belanja lebih dari Rp 10,000, balonnya saya ambil sekarang untuk anak itu ya!"
Pelayan : "Oh silahkan, Bu"
Aku letakkan keranjang belanjaan dilantai, aku ambil balon warna merah dan aku susul anak kecil tadi ke parkiran.
Dia masih merajuk, bahkan sudah menangis disamping bapaknya yang mulai menghidupkan motor.
Aku jongkok dihadapannya kemudian mengangsurkan tangkai balon, "Hai, balon ini untuk kamu. Jangan sedih ya."
Dan tangkai balon itu pun berpindah ketangan mungilnya. Masih kuingat dengan jelas, mata beningnya berbinar menatap sang bapak.
Si bapak mengucapkan terima kasih dan setengah berlari aku kembali ke dalam toko dengan perasaan lega.
Lega luar biasa. Merasa sudah memenangkan sebuah pertarungan. Aku bisa saja tak peduli dengan kejadian kecil itu. Aku bisa saja membiarkan anak tersebut menangis. Tapi ternyata ada kekuatan lain yang menggerakkan hatiku untuk tidak melewatkan kesempatan berbuat baik. Menyelamatkan hati seorang anak kecil.
Terima kasih Ya Allah, semoga kebaikan juga melimpah pada anak-anakku.
No comments:
Post a Comment