WELCOME!

Hello everybody...

Finally, jadi juga blog saya, meskipun terseok-seok karena gaptek, but most of all, saya sudah mulai.

Masih bingung euy, mau di isi apa nih, tapi yg pasti nantinya bakal terisi dg hal2 yang menarik, inspiratif dan layak untuk di share ke temen2 semua.

So, please kalo mau bantuin kasih ide supaya blog ini jadi lebih oke, silahkan...write something to my address.

Thank you so much,

YSI
Be Smart Be Wise

Thursday, April 3, 2008

GO TO GELANGGANG SAMUDRA, ANCOL

23 Maret 2008. Pagi ini, tubuh-tubuh kecil kami tenggelam dalam lambung AJA jurusan Balaraja – Tanjung Priok. Beruntung, karena belum semua bangku terisi sehingga kami pun leluasa memilih posisi duduk. Bintang, si kakak, duduk di dekat jendela, posisi favoritnya. Sedangkan Matahari, sang adik, juga tak mau kalah, memilih duduk dekat jendela pula, dengan alasan ingin melihat truk di sepanjang jalan. Maka, terpaksa lah kami, Ayah Bunda mereka, duduk terpisah. Ayah satu bangku dengan Bintang, sedangkan aku dengan Matahari.

Tujuan perjalanan hari ini adalah GELANGGANG SAMUDRA ANCOL. Kenapa tempat ini? Selain karena memang belum pernah kami kunjungi, pertunjukan yang di tawarkan cukup menarik untuk anak-anak dan transportasi dari tempat kami yang relatif mudah. Berikut adalah sekelumit cerita perjalanannya…

Angkutan Jarang Ada

Pukul 7:00 pagi. Langit tampak biru bersahabat dengan lukisan bercak-bercak awan putihnya. Udara sejuk segera memeluk kami begitu keluar dari rumah dengan 2 motor menuju jalan raya.

Kami sempatkan membeli kue basah dan air minum untuk bekal di perjalanan. Maklum, sepagi ini kami belum sempat sarapan. Baru segelas susu yang mampir di perut anak-anak dan secangkir teh manis di perut aku dan yayang.

Setelah singgah di tempat penitipan motor, kami pun menunggu bis di tepi jalan raya. Si kecil berceloteh tentang kendaraan yang lalu lalang. Sibuk menyebutkan warna, jumlah roda dan teriakan kenek angkutan umum.

Lima belas menit berlalu, akhirnya bis yang di tunggu-tunggu muncul dan kami pun bergabung dengan beberapa orang yang sudah lebih dulu naik. Dengan membayar Rp 8,000 per orang, kami bisa santai duduk sambil makan cemilan dan ngobrol tentunya, sampai tujuan, terminal bis Tanjung Priuk.

Sebelum berangkat, Bintang sempat keberatan naik kendaraan umum, dengan banyak alasan yang coba di ajukan. Mulai dari khawatir penuh sesak, bau asap rokok yang bikin mual, ada copet mengintai, sampai supir ugal-ugalan seperti yang sering dia baca di koran. Belum lagi bis AJA ini termasuk angkutan yang kedatangannya sulit di prediksi, makanya sering di buat plesetan menjadi: Angkutan Jarang Ada.

ANCOL, Here we come!

Dari terminal Tanjung Priuk, kami meneruskan perjalanan dengan mikrolet, angkutan sejenis kijang yang lewat Ancol. Karena tujuan kami adalah Gelanggang Samudra, maka kami turun di pintu Binaria, agar lebih dekat. Ongkosnya Rp 2,000 per orang.

Menuju pintu masuk Ancol, kami melewati jembatan sepanjang lebih kurang 20m. Entah apa nama sungai yang berada dibawahnya, tapi yang jelas, tampak hitam, tak enak di pandang dan aroma sampah busuk menyergap hidung. Masih kah ada kehidupan didalam sungaiku?

Senyum dan sapaan ramah penjaga pintu masuk menggenapkan keriangan hati kami pagi ini. Tiket masuk seharga Rp 12,000 per orang pun kami bayar TUNAI.

Jam di pergelangan tangan masih menunjukkan pukul 8:30. Anak-anak berlarian di sepanjang trotoar. Tampak sesekali Gondola melintas di atas. Beberapa petugas kebersihan berseragam sibuk menyapu jalan dan taman. Ada juga petugas keamanan yang memonitor keadaan dengan radio komunikasinya. Toko-toko souvenir baru menggeliat, beberapa bahkan terlihat baru separuh rolling door-nya yang terkuak.

Dari jadwal pertunjukkan yang sempat aku unduh dari website, pertunjukkan memang baru akan di mulai pukul 9:45. Waktu yang ada kami manfaatkan untuk melihat-lihat sekeliling sambil jalan santai menuju lokasi dan tidak lupa foto-foto tentu.

Gelanggang Samudra

Ternyata, bukan kami saja yang semangat datang pagi-pagi agar tidak ketinggalan pertunjukkan pertama. Banyak keluarga dan rombongan lain yang datang dengan wajah-wajah ceria. Meski belum tergolong ramai, tapi antrian di loket tempat pembelian tiket tetap terjadi. Didepanku seorang bapak membeli 8 buah tiket. Keluarga besar rupanya.

Setelah membayar Rp 240,000 untuk 4 tiket masuk, aku kembali ke anak-anak dan ayahnya yang ternyata sedang berfoto bersama badut berwarna warni. Ada badut singa laut berwarna merah jambu, ada badut lumba-lumba berwarna oranye dan lain-lain.

Dari kertas kecil yang aku ambil di loket, aku mengetahui jadwal pertunjukkan dan fasilitas apa saja yang bisa kami nikmati selama di Gelanggang Samudra. Dengan harga tiket tadi, kami bisa mengunjungi Sinema 4D, Pentas Lumba-Lumba dan Paus Putih, Pentas Singa Laut, Pentas Aneka Satwa, Akuarium Air Tawar dan Air Laut, Wahana Ubur-Ubur, Wahana Boto-Boto, dan Wahana Laga-Logon. Dan ada satu lagi pertunjukkan spesial yang kebetulan di gelar selama 1 minggu di Ancol, berakhir tanggal 23 Maret ini, yaitu Aqua Dance yang personilnya didatangkan dari Eropa langsung.

Pentas Aneka Satwa

Kami duduk di bangku kayu deretan paling depan. Dengan kamera digital amatiran, untuk mendapatkan hasil yang lumayan, kami harus cari posisi sedekat mungkin dengan obyek.

Pertunjukkan pertama adalah aneka satwa. Lumayan lama menunggu, Matahari bahkan sempat mengisi perutnya dengan 2 potong tahu isi dan sekotak susu UHT.

Tepuk tangan riuh diantara teriakan anak-anak kecil yang memenuhi tribun, saat pelatih memasuki tempat pertunjukkan dengan 2 ekor binatang peliharaannya yg di sebut lisang. Lisang ini mirip berang-berang.

Sang pelatih mampu mengajarkan lisang mengerek bendera selamat datang, bermain bola, melompati gelang-gelang, berjalan di atas tong, memasukkan bola ke dalam ring basket dan mendorong gerobak bakso mainan. Anak-anak tertawa ketika gerobak yang di dorong lisang tergelincir ke dalam kolam beberapa kali.

Pelatih pun dengan terampil melemparkan umpan ikan-ikan kecil sehingga lisang terlihat bergerak lincah kesana-kemari untuk mendapatkan ikan-ikan tersebut.

Masih di aneka satwa, setelah lisang dan pelatih undur diri, muncul seekor beruang madu yang cukup besar dengan pelatihnya. Konon, beruang ini tidak di beri makan daging sejak kecil. Beruang ini pun memperlihatkan keterampilan pelatihnya yg mampu mengajarkan dia duduk, bertepuk tangan, menangkap gelang-gelang, membawa bola sambil berjalan dengan 2 kaki serta naik sepeda roda tiga.

Beruang dan pelatih kembali menghilang dari tempat pertunjukkan dan pembawa acara mengumumkan setelah beruang akan tampil seekor binatang raksasa yang ternyata adalah: kudanil. Pelatih memperlihatkan atraksi memberi makan kudanil dengan sesisir pisang, pepaya, kacang panjang dan lain-lain. Kudanil ini pun mengerti ketika di minta untuk duduk.

Luar biasa kesabaran pelatih-pelatih ini!

----to be continued----