Senyum Pagi

HP saya menyalak, karena message tone-nya memang rekaman suara si Pluto menggonggong. Tepat pukul 7.15 ada SMS masuk dari seorang teman yg berada kurang lebih 80 km dari tempat saya saat ini. Dia seorang kontributor di sebuah tabloid.

Isinya keluhan, karena sekarang dia harus berangkat lebih pagi ke tempat kerja yg sudah dua minggu ini pindah lokasi kantor. Dan secara kebetulan juga hari minggu kemarin dia mulai menempati rumah barunya yang berada di lokasi cukup jauh dari tempat kerja.

Membaca pesan singkat itu saya tersenyum, betapa beruntungnya saya menjadi salah satu teman yg terpilih utk menerima pesan tersebut. Artinya disaat teman saya itu bete dalam bis yg penuh sesak, dia masih sempat membagi perasaannya dengan saya.

Lebih jauh lagi saya bisa bersyukur, karena pesan itu mengingatkan betapa beruntungnya saya yang hanya butuh waktu 7-10 menit untuk sampai ke tempat kerja tanpa harus melintasi jalan raya yang macet. Bahkan karena di kanan kiri jalan yg saya lalui itu masih banyak penduduk asli yg hidup sangat sederhana, maka seringkali saya berkesempatan menikmati wangi aroma kayu bakar dari tungku-tungku mereka yang membaur di sejuknya udara pagi.

Saya masih tersenyum, membaca pesan teman itu sekali lagi, kemudian menekan tombol reply. Sambil menarik nafas & melepaskannya pelan2, saya ketikkan sederet kata:

..::Cb liat k skitar,mbl2 yg + byk,motor brdskan,pejln kaki brbutan trotoar dg k5,dlsb smua itu bs jd bhn tlsn kmu.Mrk adlh sumber inspirasi qta::..